berbicara mengenai linangan air
mata, berarti kita memaknai
secara postif. Keluarnya air mata
jangan dimaknai sebagai pribadi
cengeng, terlebih mengarah pada
nuansa kelemahan karakter.
Setiap manusia dalam perjalan
kehidupan didunia ini ,selalu
akrab merasakan silih
bergantinya suka dan duka.
Karena demikianlah Allah
Subhanahu wa Ta’ala,
Mencipatakan segala sesuatu di
alam semesta berpasang-
pasangan, malam berpasangan
dengan siang,wanita
berpasangan dengan laki-
laki,derita berpasangan dengan
kebahagian dan lain sebagainya.
Disatu sisi kehidupan dinikmati
dengan menyenangkan dan
melahirkan kegembiran,namun
disisi lain manusia juga melewati
kajadian yang berbalut
derita,mengibah tak seorangpun
yang peduli,sehingga muncullah
pesimis, karena beban derita
dialami tak terasa air mata pun
mengucur karena kegoncangan
jiwa . Terlepas itu semua, sebagai
muslim tentu saja yang paling
mendasar, harus kita kembalikan
kepada keimanan,Kita harus
meyakini bahwa rentetan
kejadian bencana atau
musibah,rangkaian keberhasilan
dan kegembiraan telah digariskan
oleh-Nya, dan tersusun dalam
Rencana-Nya, Mengurai air mata
atau menangis bisa memantulkan,
kekuatan qalbu yang lembut
kedalaman penghayatan, dan
kepekaan jiwa sebagai indakasi
sikap tawadhu,yang melahirkan
kesadaran seorang hamba,yang
menyerahkan dirinya secara total
kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Ibnu Qayyim membagi air
mata ini terdapat 10 (sepuluh)
jenis Tangisan : 1) Menangis
karena kasih sayang dan
kelembutan hati. 2) Menangis
karena rasa takut dan khawatir.
3) Menangis karena cinta dan
kerinduan. 4) Menangis karena
gembira dan bahagia. 5)
Menangis karena menghadapi
beban penderitaan. 6) Menangis
karena terlalu sedih. 7) Menangis
karena merasa hina dan lemah. 8)
Menangis untuk mendapat belas
kasihan orang. 9) Menangis
karena solidaritas ukhuwah 10)
Menangis pura-pura. Pada
dasarnya menangis ,menguraikan
air mata tidaklah dilarang, bahkan
menangis di dunia itu lebih baik
bagi kita, ketimbang kita
menangis di akhirat kelak.
Menyadari bahwa dunia adalah
rumah ujian, rumah dimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala memilih
hamba-hamba-Nya yang terbaik
kwalitas keimananya.
Merenungkan dosa-
dosa,merenungkan berbagai
kejadian pada hari kiamat,pada
kondisi demikian lahirlah rasa
takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala , sehingga saat seperti
inilah, linangan air mata tak terasa
mengucur deras. Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersabda : “Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu Bahwa”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Tidak akan
masuk ke dalam Neraka,
Seseorang yang pernah menangis
karena Takut Kepada ALLAH,
Sehingga air susu kembali ke
putingnya, dan tidak akan dapat
bersatu debu saat berjihad
fisabilillah dengan asap neraka
jahannam”. (HR. At Tarmidzi).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam,sebagai Rasul yang mulia,
yang sang mencintai umatnya,
berlinang air mata tersedu-
sedu,ketika mengingat
umatnya,menerawang jauh
kedepan mengenai masa depan
umatnya. Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam,tidak
menginginkan kita umatnya
menjadi lemah,baik lemah
phisik,lemah persaudaraan ,lemah
tarbiyah (pendidikan),lemah
ekonomi,apalagi lemah dalam
keimanan. Dalam sebuah Hadist
dijelaskan,bahwa permintaan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam,kepada sahabatnya Ibnu
Mas’ud untuk membacakan ayat-
ayat Al Quran (QS. An Nisa : 41).
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Berfirman : ‘Dan Bagaimanakah
(keadaan orang kafir nanti),Jika
KAMI mendatangkan seorang
saksi (Rasul) dari setiap umat,dan
Bagaimanakah bila KAMI
mendatangkan Engkau
(Rasulullah),sebagai saksi atas
semua mereka.” (QS. An Nisa : 41).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Dari Ibnu
Mas’ud Radhiyallahu Anhu’Bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Bacakanlah
kepadaku Al Quran. Aku
menjawab, “Ya Rasulullah
bagaimana aku akan
membacakan Al Qur’an
kepadamu, padahal kepadamulah
Al Quran itu telah Diturunkan.
Rasulullah Bersabda: “Aku hanya
ingin mendengar Al Quran itu
dibaca oleh orang lain. Maka aku
membaca surat An Nisa’ sampai
kepada ayat fakayfa idzaa ji’naa
min kulli ummatin bi syahiidin
waji’naa bika ‘alaa haaulai
syahidan “(Bagaimanakah bila
KAMI telah mendatangkan Engkau
(Rasulullah) sebagai saksi atas
semua mereka)” Rasulullah
Bersabda, “ Cukuplah bacaanmu
itu Ibnu Mas’ud. Maka Ibnu Mas’ud
Berkata, “Maka aku menoleh pada
Rasulullah , Maka kulihat Mata
Rasulullah Berlinang basah oleh
air mata. (HR. Bukhari dan Muslim)
. Dari uraian Hadist diatas, bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam, Berlinang air mata karena
sangat mencintai umatnya,
Tentunya seorang muslim yang
takut dan mencintai Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-
Nya, hendaklah mengingat dan
meninggalkan generasi
mendatang,dengan bekal
pembinaan tauhid yang
tangguh,pembinaan akhlaq yang
mulia. Sehingga tidak
meninggalkan generasi yang
lemah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
Berfirman : “Dan Hendaklah takut
kepada ALLAH, orang-orang yang
sekiranya meninggalkan
keturunan yang lemah dibelakang
mereka,yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraanya).Oleh
sebab itu, hendaklah mereka
bertaqwa kepad ALLAH,dan
hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.
”(QS. An Nisa : 9). Orang-orang
yang beriman, mereka takut
terhadap siksa pada hari akhirat,
berusaha menjaga diri dari siksa-
Nya dengan senantiasa
meningkatkan
ketaqwaanya,dengan taat
melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi segala yang larangan-
Nya. Sekiranya kita mengetahui
bahwa linangan air mata karena
takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, merupakan tetesan yang
paling dicintai-Nya. Tentulah kita
akan berusaha menangis dan
sedikit tertawa. Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersabda : “Dari Anas bin Malik
Radhiyallahu Anhu Berkata” Pada
suatu hari Rasulullah Berkhutbah
yang mana belum pernah aku
mendengar khutbah .Rasulullah
yang seperti itu. Dan Rasulullah
Bersabda dalam khutbahnya itu:
“Sekiranya kamu mengetahui apa
yang aku ketahui, niscaya kamu
semua akan sedikit Tertawa dan
banyak Menangis”. Anas berkata,
“saat itu para Sahabat Nabi
semuanya menutup wajah
mereka sambil menangis tersedu-
sedu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna yang terkandung dalam
Hadits ini menunjukkan anjuran
menangis karena takut terhadap
siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sedikit tertawa, dan sering
menangis merenungi kelalaian
karena segala khilaf dan
perbuatan dosa-dosa.Demikian
juga para sahabat-sahabat
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam, sering mengucurkan air
mata karena rasa takut dan
kecitaannya kepada Rabb-Nya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Dari Anas
Radhiyallahu Anhu Berkata,
Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam Bersabda pada Ubay
bin Ka’ab, “ALLAH telah menyuruh
Aku membacakan surat Lam
Yakunil ladzina (Al Bayyinah)
kepadamu. Ubay bin Ka’ab
Radhiyallahu Anhu Bertanya,
Apakah ALLAH menyebut namaku,
ya Rasulullah?” Rasulullah
menjawab “Iya. Namamu dan
nama bapakmu.” Maka
menangislah Ubay bin Ka’ab
Radhiyallahu ‘Anhu”. (HR. Bukhari
dan Muslim). Marilah kita menjaga
seluruh anggota badan dari
perbuatan dosa, Beristigfar pada-
Nya dengan lafadz-lafadz istighfar
yang agung dan mulia,memilih
waktu dan tempat yang mustajab
agar permohonan bathin kita di
dengar Oleh-Nya. Menunaikan
shalat Qiyamul lail, mengokohkan
kembali tiang ketaqwaan dalam
jiwa, mengundang kembali
datangnya ketentraman
qalbu,bertaqarrub kepada-
Nya,merenungkan kehidupan
sesudah mati yaitu hidup kekal
abadi di negeri ahirat
kelak,dengan demikian linangan
air mata terus mengucur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar